Monday, 29 April 2013

Ir. Soekarno


DR.(HC) Ir. Soekarno (ER, EYD: Sukarno, nama lahir: Koesno Sosrodihardjo) (lahir di Surabaya, Jawa Timur, 6 Juni 1901 – meninggal di Jakarta, 21 Juni 1970pada umur 69 tahun) adalah Presiden Indonesia pertama yang menjabat pada periode 1945–1966. Ia memainkan peranan penting untuk memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda. Ia adalah Proklamator Kemerdekaan Indonesia (bersama dengan Mohammad Hatta) yang terjadi pada tanggal 17 Agustus1945. Soekarno adalah yang pertama kali mencetuskan konsep mengenai Pancasila sebagai dasar negara Indonesia dan ia sendiri yang menamainya.
Soekarno menandatangani Surat Perintah 11 Maret 1966 Supersemar yang kontroversial, yang isinya—berdasarkan versi yang dikeluarkan Markas Besar Angkatan Darat—menugaskan Letnan Jenderal Soeharto untuk mengamankan dan menjaga keamanan negara dan institusi kepresidenan. Supersemar menjadi dasar Letnan Jenderal Soeharto untuk membubarkan Partai Komunis Indonesia (PKI) dan mengganti anggota-anggotanya yang duduk di parlemen. Setelah pertanggungjawabannya ditolak Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) pada sidang umum ke empat tahun 1967, Soekarno diberhentikan dari jabatannya sebagai presiden pada Sidang Istimewa MPRS pada tahun yang sama dan Soeharto menggantikannya sebagai pejabat Presiden Republik Indonesia.

Kiprah politik

Masa pergerakan nasional

Soekarno untuk pertama kalinya menjadi terkenal ketika dia menjadi anggotaJong Java cabang Surabaya pada tahun 1915. Bagi Soekarno sifat organisasi tersebut yang Jawa-sentris dan hanya memikirkan kebudayaan saja merupakan tantangan tersendiri. Dalam rapat pleno tahunan yang diadakan Jong Java cabang Surabaya Soekarno menggemparkan sidang dengan berpidato menggunakan bahasa Jawa ngoko (kasar). Sebulan kemudian dia mencetuskan perdebatan sengit dengan menganjurkan agar surat kabar Jong Java diterbitkan dalam bahasa Melayu saja, dan bukan dalam bahasa Belanda.
Pada tahun 1926, Soekarno mendirikan Algemene Studie Club di Bandung yang merupakan hasil inspirasi dari Indonesische Studie Club oleh Dr. Soetomo. Organisasi ini menjadi cikal bakal Partai Nasional Indonesia yang didirikan pada tahun1927. Aktivitas Soekarno di PNI menyebabkannya ditangkap Belanda pada tanggal 29 Desember 1929 di Yogyakarta dan esoknya dipindahkan ke Bandung, untuk dijebloskan ke Penjara Banceuy. Pada tahun 1930 ia dipindahkan ke Sukamiskin dan pada tahun itu ia memunculkan pledoinya yang fenomenal Indonesia Menggugat (pledoi), hingga dibebaskan kembali pada tanggal 31 Desember 1931.
Pada bulan Juli 1932, Soekarno bergabung dengan Partai Indonesia (Partindo), yang merupakan pecahan dari PNI. Soekarno kembali ditangkap pada bulan Agustus 1933, dan diasingkan ke Flores. Di sini, Soekarno hampir dilupakan oleh tokoh-tokoh nasional. Namun semangatnya tetap membara seperti tersirat dalam setiap suratnya kepada seorang Guru Persatuan Islam bernama Ahmad Hasan.
Pada tahun 1938 hingga tahun 1942 Soekarno diasingkan ke Provinsi Bengkulu.
Soekarno baru kembali bebas pada masa penjajahan Jepang pada tahun 1942.

Masa penjajahan Jepang

Pada awal masa penjajahan Jepang (1942-1945), pemerintah Jepang sempat tidak memerhatikan tokoh-tokoh pergerakan Indonesia terutama untuk "mengamankan" keberadaannya di Indonesia. Ini terlihat pada Gerakan 3A dengan tokohnya Shimizu dan Mr. Syamsuddin yang kurang begitu populer.
Namun akhirnya, pemerintahan pendudukan Jepang memerhatikan dan sekaligus memanfaatkan tokoh-tokoh Indonesia seperti Soekarno, Mohammad Hatta, dan lain-lain dalam setiap organisasi-organisasi dan lembaga lembaga untuk menarik hati penduduk Indonesia. Disebutkan dalam berbagai organisasi sepertiJawa Hokokai, Pusat Tenaga Rakyat (Putera), BPUPKI dan PPKI, tokoh tokoh seperti Soekarno, Hatta, Ki Hajar Dewantara, K.H. Mas Mansyur, dan lain-lainnya disebut-sebut dan terlihat begitu aktif. Dan akhirnya tokoh-tokoh nasional bekerja sama dengan pemerintah pendudukan Jepang untuk mencapai kemerdekaan Indonesia, meski ada pula yang melakukan gerakan bawah tanah seperti Sutan Syahrir dan Amir Sjarifuddin karena menganggap Jepang adalah fasis yang berbahaya.
Presiden Soekarno sendiri, saat pidato pembukaan menjelang pembacaan teks proklamasi kemerdekaan, mengatakan bahwa meski sebenarnya kita bekerja sama dengan Jepang sebenarnya kita percaya dan yakin serta mengandalkan kekuatan sendiri.
Ia aktif dalam usaha persiapan kemerdekaan Indonesia, di antaranya adalah merumuskan Pancasila, UUD 1945, dan dasar dasar pemerintahan Indonesia termasuk merumuskan naskah proklamasi Kemerdekaan. Ia sempat dibujuk untuk menyingkir ke Rengasdengklok.
Pada tahun 1943, Perdana Menteri Jepang Hideki Tojo mengundang tokoh Indonesia yakni Soekarno, Mohammad Hatta, dan Ki Bagoes Hadikoesoemo ke Jepang dan diterima langsung oleh Kaisar Hirohito. Bahkan kaisar memberikan Bintang kekaisaran (Ratna Suci) kepada tiga tokoh Indonesia tersebut. Penganugerahan Bintang itu membuat pemerintahan pendudukan Jepang terkejut, karena hal itu berarti bahwa ketiga tokoh Indonesia itu dianggap keluarga Kaisar Jepang sendiri. Pada bulan Agustus 1945, ia diundang oleh Marsekal Terauchi, pimpinan Angkatan Darat wilayah Asia Tenggara di Dalat Vietnam yang kemudian menyatakan bahwa proklamasi kemerdekaan Indonesia adalah urusan rakyat Indonesia sendiri.
Namun keterlibatannya dalam badan-badan organisasi bentukan Jepang membuat Soekarno dituduh oleh Belanda bekerja sama dengan Jepang, antara lain dalam kasus romusha.

Masa kemerdekaan

Setelah Pengakuan Kedaulatan (PemerintahBelanda menyebutkan sebagai Penyerahan Kedaulatan), Presiden Soekarno diangkat sebagai Presiden Republik Indonesia Serikat (RIS) dan Mohammad Hatta diangkat sebagai perdana menteri RIS. Jabatan Presiden Republik Indonesia diserahkan kepada Mr Assaat, yang kemudian dikenal sebagai RI Jawa-Yogya. Namun karena tuntutan dari seluruh rakyat Indonesia yang ingin kembali ke negara kesatuan, maka pada tanggal 17 Agustus 1950, RIS kembali berubah menjadi Republik Indonesia dan Presiden Soekarno menjadi Presiden RI. Mandat Mr Assaat sebagai pemangku jabatan Presiden RI diserahkan kembali kepada Ir. Soekarno. Resminya kedudukan Presiden Soekarno adalah presiden konstitusional, tetapi pada kenyataannya kebijakan pemerintah dilakukan setelah berkonsultasi dengannya.

Mitos Dwitunggal Soekarno-Hatta cukup populer dan lebih kuat di kalangan rakyat dibandingkan terhadap kepala pemerintahan yakni perdana menteri. Jatuh bangunnya kabinet yang terkenal sebagai "kabinet seumur jagung" membuat Presiden Soekarno kurang memercayai sistem multipartai, bahkan menyebutnya sebagai "penyakit kepartaian". Tak jarang, ia juga ikut turun tangan menengahi konflik-konflik di tubuh militer yang juga berimbas pada jatuh bangunnya kabinet. Seperti peristiwa 17 Oktober 1952 dan Peristiwa di kalangan Angkatan Udara. 


Presiden Soekarno juga banyak memberikan gagasan-gagasan di dunia Internasional. Keprihatinannya terhadap nasib bangsa Asia-Afrika, masih belum merdeka, belum mempunyai hak untuk menentukan nasibnya sendiri, menyebabkan presiden Soekarno, pada tahun 1955, mengambil inisiatif untuk mengadakan Konferensi Asia-Afrika di Bandung yang menghasilkan Dasa Sila. Bandung dikenal sebagai Ibu Kota Asia-Afrika. Ketimpangan dan konflik akibat "bom waktu" yang ditinggalkan negara-negara barat yang dicap masih mementingkan imperialisme dan kolonialisme, ketimpangan dan kekhawatiran akan munculnya perang nuklir yang mengubah peradaban, ketidakadilan badan-badan dunia internasional dalam penyelesaian konflik juga menjadi perhatiannya. Bersama Presiden Josip Broz Tito (Yugoslavia), Gamal Abdel Nasser (Mesir), Mohammad Ali Jinnah (Pakistan), U Nu, (Birma) dan Jawaharlal Nehru (India) ia mengadakan Konferensi Asia Afrika yang membuahkan Gerakan Non Blok. Berkat jasanya itu, banyak negara Asia Afrika yang memperoleh kemerdekaannya. Namun sayangnya, masih banyak pula yang mengalami konflik berkepanjangan sampai saat ini karena ketidakadilan dalam pemecahan masalah, yang masih dikuasai negara-negara kuat atau adikuasa. Berkat jasa ini pula, banyak penduduk dari kawasan Asia Afrika yang tidak lupa akan Soekarno bila ingat atau mengenal akan Indonesia.

Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Soekarno

Review Pertemuan ke-7: Kepemimpinan

Pertemuan ke 7 sekaligus pertemuan pertama setelah Ujian Tengah Semester. Kali ini kuliah di mentori oleh Pak Seta. Sebelum masuk ke materi, kami diperintahkan untuk menyiapkan selembar kertas dan menjawab pertanyaan dari Pak Seta.
Pertanyaannya adalah:
1. Menurut anda, apa yang dimaksud dengan kepemimpinan?
2. Apa bedanya kepemimpinan dan pemimpin?
3. Siapa tokoh pemimpin yang anda idolakan?
4. Apa alasan anda memilih beliau untuk anda idolakan?
5. Apakah bedanya pemimpin dengan manager?
Jawaban saya adalah:
1. Kepemimpinan adalah suatu sifat seseorang dimana seseorang itu mempunyai rasa untuk mempengaruhi atau mengetuai suatu kelompok/organisasi agar menjalani organisasinya dengan baik dan mencapai sasaran yang diinginkan.
2. Beda dari kepemimpinan dengan pemimpin menurut saya adalah jika kepemimpinan lebih condong ke sifat dari individu. Sedangkan pemimpin adalah suatu jabatan yang diamanatkan seseorang untuk memimpin suatu kelompok/organisasi.
3. Ir. Soekarno
4. Saya memilih beliau untuk menjadi tokoh pemimpin idola saya karena jika Indonesia ini tidak memiliki seseorang seperti beliau, mungkin Indonesia tidak merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, bisa jadi di bulan selanjutnya, tahun selanjutnya atau belum merdeka sampai sekarang.
5. Menurut saya perbedaan antara pemimpin dan manager adalah bila pemimpin bermakna lebih luas dan bersifat multitask. Sedangkan manager hanya jabatan formal dan sebagai pengatur bawahan.

Setelah itu Pak Seta berkata, "Mengapa tokoh pemimpinnya tidak diri kalian sendiri?" ternyata kita ini mengalami krisis kepemimpinan dimana hilangnya rasa kepemimpinan dan kurangnya rasa percaya diri. Takut (fear) juga bisa banyak mempengaruhi dalam proses kepemimpinan kita. Rasa takut ini seakan menghantui kita saat mencoba untuk memilih pilihan. 

Dan Pak Seta bertanya lagi "Lebih baik sukses atau bahagia?" Menurut saya, saya lebih memilih bahagia, karena dengan bahagia, apapun situasi dan kondisinya, kita tetap menghadapinya dengan happy. Karena mood juga bisa sangat mempengaruhi kinerja kita.

Di dalam mind-set pun harus tertanam Integrity (Kejujuran), Abundance (Kelimpahan) dan Maturity (Kedewasaan).

Sekian review saya di pertemuan ke 7 ini, semoga bermanfaat dan mohon maaf bila ada salah kata. 

Best regards.

Rinaldi Yusuf.

Monday, 8 April 2013

Review Pertemuan ke-6

Pertemuan keenam mata kuliah Psikologi Industri bersama Pak Seta. Di pertemuan kali ini Pak Seta menceritakan banyak pengalaman dan apa yang memotivasi beliau sampai saat ini.

Ada 3 orang lulusan Teknik Industri yang meninspirasi beliau sampai saat ini.
1. Orang pertama, saya tidak tahu persis siapa namanya tetapi yang beliau ceritakan itu mempunyai jabatan Golongan IV di usianya yang baru menginjak 28 tahun, seorang lulusan dari Teknik Industri ITB.
2. Ahmed Ramdani, lulusan Teknik Industri ITB juga, beliau yang sukses di perusahaan yang bergerak di bidang consultant.
3. Dadang Kadarusman, lulusan Teknik Industri ITB juga yang sukses menjadi manager termuda.

Semua tergantung visi dan misi kehidupan kita, karena itu adalah hal yang paling berpengaruh. Sama halnya saat kita menentukan visi dan misi suatu perusahaan. Dimana visi harus bisa mencakup semua aspek yang ada di perusahaan tersebut, sasaran perusahaan dan lainnya agar perusahaan tersebut bisa mempertegas tujuannya.

Lingkungan pun berperan besar di kehidupan kita. Contohnya pendidikan di Swiss. Di tingkatan Sekolah Dasar, mereka hanya mempunyai waktu belajar di kelas selama 3 jam. Dan sisanya bermain main di lingkungannya. Kenapa hanya 3 jam saja sudah cukup untuk waktu belajar? Karena di saat bermain-lah mereka bisa bersosialisasi dan belajar dengan menyenangkan. Berbeda dengan sistem di Indonesia yang terlalu memporsir siswanya untuk belajar di sekolahnya 7-8 jam per hari. Bisa menyebabkan kurangnya proses bersosialisasi dan habis waktunya untuk belajar dan belajar.

Sekian Review saya di pertemuan ke-6 Mata kuliah Psikologi Industri. Mohon maaf bila ada salah-salah kata.

Regards,
Rinaldi Yusuf


Monday, 1 April 2013

Review Pertemuan ke-5

Di pertemuan kelima mata kuliah Psikologi bersama Pak Seta. Sebelum masuk ke materi, Pak Seta memberi sedikit game yang cukup unik tapi cukup berarti bagi kehidupan kita.

Pertama-tama kita membuat lingkaran yang diameternya semakin membesar, layaknya permainan darts.  Nah, setelah itu kami mengangkat tangan 45° dan melatih agar ujung pulpen bisa tepat ke pusat lingkaran. Setelah berlatih, kami diperintahkan untuk memejamkan mata dan fokus untuk menempatkan ujung pulpen ke pusat lingkaran tersebut. Alhasil ada yang tepat sasaran, ada pula yang melenceng jauh dari pusat lingkaran. Langkah tersebut diulang sebanyak 4 kali, ada yang menyentuh sasaran sebanyak dua kali, satu kali dan ada pun yang tidak menyentuh sasaran sama sekali.

Dari game ini bisa disimpulkan bahwa ada sebanyak 1% orang yang bisa menyentuh pusatnya dengan sungguh-sungguh. Karena di game ini mengetahui seberapa besar integritas kerja yang kita lakukan. Meskipun tidak mencapai sasaran, tetapi dengan proses yang sungguh-sungguh, kita bisa tahu seberapa besar kemampuan kita untuk mencapai tujuan tersebut.

Banyak hal yang menghalangi kita untuk mencapai tujuan, dan ada kalanya kita menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan tersebut. Contohnya mencontek, sebuah budaya yang susah dihilangkan sampai sekarang memang berdampak buruk bagi kita. Selain budaya yang mempengaruhi, adapun ketidakpercayaan diri terhadap apa yang dikerjakan dan ragu-ragu untuk menjawabnya. Dan ada lagi suatu kondisi yang dinamai 'power of kepepet', yaitu dimana kondisinya sangat terdesak dan ingin mendapatkan nilai yang bagus dengan apapun caranya.

Itulah sedikit contoh perbuatan yang kurang terpuji. Karena kebanyakan orang itu menilai seseorang dengan apa yang diraihnya seperti nilai, IPK, sertifikat dan lainnya. Padahal orang tesebut tidak tahu jelas proses yang dihadapi orang tersebut apakah nilai itu diraih dengan sungguh-sungguh atau dengan kecurangan-kecurangan yang dilakukan agar dapat nilai yang bagus.

Di lain penjelasan, Pak Seta menceritakan tentang temannya yang belum mendapat pekerjaan, karena semua perusahaan mengindikasikan perekrutan karyawan baru dengan IPK yang diraih. Tetapi dengan IPK yang diraih, jangan memikirkan kuantitasnya, tetapi kita harus mengeluarkan kualitas agar bisa menujukkan terhadap perusahaan tersebut. Berikut point-point yang harus diperhatikan saat pelamaran kerja:
10. Cakap dalam wawancara
     Pada saat wawancara, kita harus cakap dan luwes terhadap pewawancara, jangan bersikap kaku
     seperti kain kanebo yang kering, karena di tahap wawancara ini bisa diketahui karakter asli kita.
9. Memperbanyak pengalaman kerja
    Pengalaman kerja pun sangat penting agar kita bisa tahu bagaimana medan dari perekrutan kerja.
8. Magang
    Di magang ini kita bisa mendapat banyak ilmu untuk menghadapi dunia kerja
7. Banyak menghadiri seminar
    Kebanyakan seminar dihadiri oleh pengusaha atau pimpinan yang sukses, jika beruntung bisa saja kita berkenalan dengan orang tersebut dan mendapatkan link untuk pekerjaan. Selain itu, sertifikat seminar pun berguna untuk menambah kualitas diri.
6. Prestasi
    Prestasi di bidang akademik maupun non-akademik pun berpengaruh. Bagaimana perjuangan kita untuk mendapatkan prestasi tersebut dan bagaimana bisa di aplikasikan di dunia kerja.
Dan di point 5-1 itu tercipta dari internal seseorang.

Demikian Review pertemuan ke-5 mata kuliah Psikologi Industri, semoga bermanfaat dan menginspirasi bagi yang membaca. Kurang atau lebihnya mohon dimaafkan.

Best Regards, 

Rinaldi Yusuf