Pertama-tama kita membuat lingkaran yang diameternya semakin membesar, layaknya permainan darts. Nah, setelah itu kami mengangkat tangan 45° dan melatih agar ujung pulpen bisa tepat ke pusat lingkaran. Setelah berlatih, kami diperintahkan untuk memejamkan mata dan fokus untuk menempatkan ujung pulpen ke pusat lingkaran tersebut. Alhasil ada yang tepat sasaran, ada pula yang melenceng jauh dari pusat lingkaran. Langkah tersebut diulang sebanyak 4 kali, ada yang menyentuh sasaran sebanyak dua kali, satu kali dan ada pun yang tidak menyentuh sasaran sama sekali.
Dari game ini bisa disimpulkan bahwa ada sebanyak 1% orang yang bisa menyentuh pusatnya dengan sungguh-sungguh. Karena di game ini mengetahui seberapa besar integritas kerja yang kita lakukan. Meskipun tidak mencapai sasaran, tetapi dengan proses yang sungguh-sungguh, kita bisa tahu seberapa besar kemampuan kita untuk mencapai tujuan tersebut.
Banyak hal yang menghalangi kita untuk mencapai tujuan, dan ada kalanya kita menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan tersebut. Contohnya mencontek, sebuah budaya yang susah dihilangkan sampai sekarang memang berdampak buruk bagi kita. Selain budaya yang mempengaruhi, adapun ketidakpercayaan diri terhadap apa yang dikerjakan dan ragu-ragu untuk menjawabnya. Dan ada lagi suatu kondisi yang dinamai 'power of kepepet', yaitu dimana kondisinya sangat terdesak dan ingin mendapatkan nilai yang bagus dengan apapun caranya.
Itulah sedikit contoh perbuatan yang kurang terpuji. Karena kebanyakan orang itu menilai seseorang dengan apa yang diraihnya seperti nilai, IPK, sertifikat dan lainnya. Padahal orang tesebut tidak tahu jelas proses yang dihadapi orang tersebut apakah nilai itu diraih dengan sungguh-sungguh atau dengan kecurangan-kecurangan yang dilakukan agar dapat nilai yang bagus.
Di lain penjelasan, Pak Seta menceritakan tentang temannya yang belum mendapat pekerjaan, karena semua perusahaan mengindikasikan perekrutan karyawan baru dengan IPK yang diraih. Tetapi dengan IPK yang diraih, jangan memikirkan kuantitasnya, tetapi kita harus mengeluarkan kualitas agar bisa menujukkan terhadap perusahaan tersebut. Berikut point-point yang harus diperhatikan saat pelamaran kerja:
10. Cakap dalam wawancara
Pada saat wawancara, kita harus cakap dan luwes terhadap pewawancara, jangan bersikap kaku
seperti kain kanebo yang kering, karena di tahap wawancara ini bisa diketahui karakter asli kita.
9. Memperbanyak pengalaman kerja
Pengalaman kerja pun sangat penting agar kita bisa tahu bagaimana medan dari perekrutan kerja.
8. Magang
Di magang ini kita bisa mendapat banyak ilmu untuk menghadapi dunia kerja
7. Banyak menghadiri seminar
Kebanyakan seminar dihadiri oleh pengusaha atau pimpinan yang sukses, jika beruntung bisa saja kita berkenalan dengan orang tersebut dan mendapatkan link untuk pekerjaan. Selain itu, sertifikat seminar pun berguna untuk menambah kualitas diri.
6. Prestasi
Prestasi di bidang akademik maupun non-akademik pun berpengaruh. Bagaimana perjuangan kita untuk mendapatkan prestasi tersebut dan bagaimana bisa di aplikasikan di dunia kerja.
Dan di point 5-1 itu tercipta dari internal seseorang.
Demikian Review pertemuan ke-5 mata kuliah Psikologi Industri, semoga bermanfaat dan menginspirasi bagi yang membaca. Kurang atau lebihnya mohon dimaafkan.
No comments:
Post a Comment